Assalamualaikum gengsss,, gimana ekspektasi kamu ketika membaca judulnya? Apakah kamu mengira kita akan membahas cinta-cintaan? hihihi. Oooo tentu tidak, logikamu saja yang telah ter-racun-i bahwa kata "peka" itu selalu merujuk pada permasalahan cinta. ( Loh, iya kah? ).
Oke langsung saja yaa... Kenapa saya menulis ini? Karena saya sudah geram dan tidak kuat untuk menyimpan unek-unek saya sendiri hehehe. Jadi disini saya akan curhat dan ayok diskusikan bagaimana caranya apa yang saya curhatkan itu bisa teratasi. Mau kan? Mau kan? hehehe.
Yap, PEKA masalah KEBERSIHAN.
Sepertinya kalau membahas perihal ini tidak akan ada habisnya ya? hehehe. Tapi kalau dimulai sedikit demi sedikit kan lama-lama bisa jadi bukit ( Apaan sih! ). Yang pengen saya singgung disini adalah hal-hal kecil sepele yang sering diacuhkan oleh pemirsa-pemirsa yang rupawan ini, hehehe. ( kok hehhehe mulu sih, serius dong!).
Kenapa sepele? Apa itu? Yap kita akan kupas secara menyeluruh. Siap-siap yaaa..!!
Sepele karena itu benar-benar enteng untuk dilakukan dengan tangan sendiri dan membutuhkan waktu hanya 1-5 menit lah. Nggak ada satu jam seperti hmm hmm hmm nya Nisa Sabyan ya kan?. Tapi kenapa kok nggak mau melakukan gitu loh? hehehe.
Apa saja? Yang pertama, kebersihan dapur. Contoh nih, setelah merebus micin (sebutan untuk mie instan biar hitzz) bungkusnya dibiarin gitu aja. Bungkus bumbu-bumbu nan lezat bergizi (bagi fans setia micin) itu juga dibiarin gitu aja. Kan kasian ya, habis manis sepah TIDAK dibuang. kan harusnya habis masak bungkus dibuang hehehe.
Lagi, sampah yang tidak dibuang pada tempat semestinya. Dibuang sih tapi tidak pada keranjang sampah atau plastik sampahnya. Iya, malah ke sekitarnya, berceceran gitu tuh, kesannya malah jadi kumuh gitu nggak sih?. Wah wah wah, merasa punya dayang-dayang yang bersedia menjadi pembersih sampahnya kali ya. Hahahhahaha lucu sekali. Boleh saja sih kamu berlaku demikian di rumah kamu, mungkin orang tua kamu Alhamdulillah berkecukupan sehingga bisa menyewa jasa rewang di rumah. Apa-apa beliau yang ngerjain dari mulai masak, nyuci baju, nyapu rumah (nyapu kamar kamu juga mungkin ya?). Kalau seperti itu mah silahkan-silahkan saja, toh gaada yang dirugikan. Tapi kan kita ber-banyak orang ya, jadi harus tau diri, kita yang pakai ya kita yang harus membersihkan. Sampai disini paham?
Kalau saya sih mikirnya gini, iya kalau besok saat berumah tangga suami saya berpenghasilan cukup untuk menyewa jasa rewang. Kalau enggak? Masa iya suami yang harus nyuci piring saya? Masa iya suami yang harus beberes rumah? Enggak banget ya kan?. Trus kalau saya sendiri gak bisa jaga kebersihan, nanti dicontoh sama anak-anak saya kan jadi repot juga. Rumah jadinya seperti kapal pecah. Yakin bakal betah?
"Aku mau jadi wanita karir kok, mau kerja di luar rumah, ngapain harus ber-beres rumah? kan aku kerja!" Begini ladies yang rupawan. Boleh-boleh saja kamu menjadi wanita karir. Tapi memang sudah sepantasnya bukan kita sebagai manusia bisa menjaga kebersihan dan bertanggung jawab pada diri sendiri?. Apalagi wanita ya kan, aku tanya deh sama kaum adam, suka sama wanita yang resikan atau kemproh?. Saya yakin mayoritas dari mereka akan menjawab suka yang resikan (bisa ber-beres rumah dan sebagainya itu).
Ada lagi nih, masalah sandal, heheheh. yang ingin saya soroti disini adalah masalah menempatkan sandal pada tempatnya. Yap, di rak sandal yang sudah disediakan. Tapi ya gitu, masih ada saja yang dengan santainya ogah-ogahan untuk menaruhnya di rak setelah masuk ke gedung. Dibiarkan geletak-an begitu saja di lantai. Nggak bagus banget ya kan?
Saya nulis ini bukan berarti saya makhluk berjenis clean freak yang sama debu pun alergi, bukan. saya hanya makhluk biasa yang risih kalau apa-apa tidak ditempatkan pada tempatnya. Ayok kita mulai gerakan risih bersama-sama. Untuk masa depan yang lebih baik!!! :D
Sekian dari saya untuk saat ini, bila ingin berpendapat silahkan. Sudah disediakan teknologi yang namanya kolom komentar hehehe. Semangat berbenah!! FIGHTING!!
Wah, bener banget tuh
BalasHapusApalagi yang santriwati ye kan, calon2 istri dan ibu masa iya sih mau selamanya kaya gitu
Kalo gak dimulai dari sekarang kapan lagi coba
Gausah jauh2 dulu, misalnya bisa dilihat dari penampakan kamarnya
Udah layak belum untuk ditempati dibuat tidur hmmm hmmm
Apalagi tidurnya bareng temen cyin
Kasihan dong temennya kalo lihat temen sekamar nya nggak rapi, kamarnya bau, kumuh astaghfirullah
Kamar yang notabene nya untuk diri sendiri kenyamanan nya aja ga bisa diperhitungkan apalagi untuk masalah dapur yang merupakan fasilitas Sabilillah untuk digunakan bersama..