News

Senin, 10 Agustus 2020

Perkara Maaf dan Memaafkan

 

Maaf ya... maafin aku... aku minta maaf karena aku....

Kata yang cukup sederhana, mudah diucapkan tapi sulit dipraktikkan.

Kenapa hal itu bisa terjadi?. Terkadang kita memasang ego dan gengsi yang terlalu tinggi. Apalagi perkara meminta maaf.

Ibarat kata yang salah siapa dia yang harus minta maaf duluan. Padahal ya, semua orang terkadang selalu merasa dirinya benar namun belum tentu seperti itu. Mungkin dia benar disatu hal tapi hal lainnya bisa saja dia melakukan kesalahan. rumit juga ya.

Lalu sebaiknya bagaimana nih?

Sekarang begini saja, mari kita sama-sama introspeksi diri kita. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita banyak berinteraksi dengan orang lain entah itu berupa perkataan atau perbuatan. Diantara puluhan, ratusan bahkan ribuan kata dan perbuatan yang telah kita tujukan untuk orang lain apakah mungkin tidak ada kesalahan atau ketidaksengajaan kita yang membuat mereka sakit hati?. Rasanya sangat mustahil. Apalagi kita sebagai manusia yang memang pasti melakukan kesalahan dan dosa, baik itu dosa terhadap sang pencipta maupun dosa kepada sesama. Sebagaimana hadist dari nabi:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Seluruh anak Adam itu bersalah, dan sebaik-baik yang bersalah adalah mereka yang senantiasa bertaubat.”

 

Kalau suatu waktu kita merasa gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu, maka boleh dicoba untuk memikirkan analogi diatas. Minta maaf bukanlah suatu yang rendah atau hina, namun permintaan maaf adalah hal yang mulia dan suatu perbuatan yang menunjukkan kelapangan dan kerendahan hati. Jelas sekali merupakan hal yang bernilai tinggi.

 

Kalau meminta maaf adalah hal yang mulia maka memaafkan juga memiliki nilai yang setara. Minta maaf dan memaafkan adalah dua hal yang saling berkaitan dan tak dapat dipisahkan. “Memaafkan harus dilakukan meskipun itu adalah hal yang sangat sulit bagi kita” pernyataan tersebut masih menjadi pro dan kontra dalam kehidupan bersosial. Namun harus disadari juga, memaafkan sebuah kesalahan tidaklah sama dengan melupakan semua kejadian masa lalu yang mana juga ada kekecewaan didalamnya. Tentu saja hal itu berbeda, namun kita juga harus berusaha untuk ikhlas dan berdamai dengan semua itu. Walau sulit untuk dilakukan, tapi kita harus yakin dan selalu berusaha. Sabar, pelan-pelan, sekalipun emosi masih saja menghampiri, membenci orang lain apalagi menyimpan dendam tidak akan membuatmu tenang dan bisa melanjutkan hidup tanpa beban. Solusinya ya memang kita harus memaksa diri kita untuk memaafkan orang lain, berdamai dengan ego. 

 

Memaafkan juga dapat membuat kita bersyukur, karena itu berarti kita masih diberi oleh Allah kelapangan hati untuk bisa memaafkan orang lain. Allah saja Maha Pengampun dan Menerima Taubat bagi hamba-hambanya yang berbuat dosa kemudian mau bertobat. Lalu siapa diri kita sehingga sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain yang mau mengakui kesalahan dan meminta maaf. Bukankah seharusnya kita malu?.

Surat Ali 'Imran Ayat 133

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Surat Ali 'Imran Ayat 134

لَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Nah tuh, sudah jelas bukan kalau Allah akan mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan termasuk orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain?

 

Gimana? Sudah siap untuk berdamai dengan semua itu?

Mulailah untuk menerima semua yang sudah terjadi dalam hidup kita. Jadikan semua itu sebagai nasihat juga pelajaran bagi kita untuk meneruskan hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Maafkan semua kesalahan diri sendiri, orang lain dan ikhlaskan semua itu menjadi bagian dari lika-liku indah kehidupan yang memang telah Allah qodarkan untuk kita.

Semangat berproses teman-teman, hidup memang tidak mudah. Perlu jatuh, sakit, dan terluka tapi jangan berlama-lama. Bangkit dan buktikan bahwa kamu mampu untuk melewati ujian demi sampai pada tingginya derajat yang telah Allah siapkan.

Semoga bermanfaat :)

 

2 komentar:

Berkomentarlah sebijak mungkin.
Komentar tidak pantas akan di hapus oleh admin.